Monday, April 25, 2005

Band plagiat

Bagi penggemar band Dewa harap jangan membaca tulisan ini. Kalau tidak mau sakit hati tentunya. Dan juga pendukung FPI (atau terutama yang ini ya?). Ceritanya Dewa dipersalahkan karena gambar di cover albumnya yang jika diuraikan berarti Allah. Gila ya, gak cuma beat yang plagiat queen, judul lagu plagiat judul buku, eh sekarang gambar cover aja mesti plagiat. Kalo dipikir-pikir, entah siapa yang gak ada kerjaan. FPI yang gak ketemu pub yang bisa digrebek trus mulailah melihat-lihat buku kumpulan kaligrafi..atau Dewa yang emang suka aja cari konflik. Lumayanlah biar gak sepi gosip. Yang paling males itu ya, pas ngeliat Dewa konferensi pers. Jijay bajay gitu..pertama bilang gini, kami dengan rendah hati dan IKHLAS meminta maaf karena ketidaksengajaan kami. Tapi terus dilanjutkan dengan kalimat, sebaiknya ustad X juga meminta maaf karena telah mencemarkan nama baik kami. Karena bila tidak (Dani ngeliat catetan) maka dia adalah ustad blablabla..(katanya sih istilah tersebut berarti ustad yang memfitnah orang). Mendingan Dani belajar bahasa indonesia dulu, atau melatih memori. Biar gak bilang A trus menyangkal A dengan kalimat B.

Friday, April 22, 2005

Indah, karena tumbuhnya.

Perasaan terindah di jagad raya? Hm, tentu jawabannya adalah cinta, dengan imbuhan di-, me- dan ditutup dengan akhiran –i. Cinta, ah cinta yang lahirkan dunia. Mirip-mirip dengan kalimat yang kutulis di cue card-ku. Logos Orthos Spermatikos. Ilmu pengetahuan yang baik, yang murni, dapat melahirkan sesuatu yang baik. Dan begitulah cinta, sebuah kalimat induk, yang lahirkan anak-anak kalimat, bertebaran di hari-hariku. Rindu, rindu, rindu…betapa indah dan sengsara rasaku karnamu. Rindu memakanku hidup-hidup!

Thursday, April 21, 2005

Rasa kemarin sore

Panas terik diredakan oleh lengkung senyummu. Pada debu dan keringat, serta atmosfer yang pengap, aku jadi tak gentar. Jalan bersisian, mendaki dan mencuram, menuju apa yang kau yakini sebagai nyata. Kau, membuat adonan warna jingga yang sangat sempurna untuk kutorehkan dalam kanvas senja. Tandingi semaraknya bianglala ribuan lapis, hingga yang emas keperakkan sekalipun. Kau unik, dan unik adalah kau. Jadi tak heran bila aku sudah merindumu, sedemikian rupa walau seharian tadi kita sudah bertemu. Dan ini membuatku takut, sekaligus yakin akan kita yang tak lagi dua, tapi satu.

Monday, April 18, 2005

versus

Pantaskah saling menyandingkan kebesaran?
Bahwa kami benar dan mereka salah,
pun mereka benar dan kami salah?
Siapakah kita yang bisa menilai dengan akurat?

Tidak tahu siapa yang menorehkan cerita,
menulis setelah mendapat wahyu,
tapi siapapun itu dia pasti tak bijaksana.

Karena mereka tidak jatuh dari langit,
dan pasti bercacat walau satu atau dua.
Selayaknya kami yang bercinta,
mencari persamaan bukan perbedaan.

Nanti aku atas nama kita kan cari jalan keluarnya,
dan untuk kamu, tetap mencintaiku.

Sunday, April 17, 2005

Saturday everyday

Kemarin malam minggu, apalah artinya? Setiap hari buatku adalah malam minggu. Tapi aku tahu, ada seseorang yang merasa sendiri di luar sana, dan aku harap aku bisa menemaninya. Abangku sayang, kamu selalu punya aku. Walau itu berarti harus meminjam ruhku sejenak, dengan ijin seseorang tentunya...

My dear back stabber...

Dari sekian banyak sifat yang aku benci di buana ini, bermuka dua adalah salah satunya. Yah, sebenarnya dia menempati peringkat tertinggi. Aku gak habis pikir bagaimana orang bisa bersikap munafik. Okelah banyak keuntungannya, karena selain dianggap diplomatis dan gak kampungan, kita juga gak banyak losses. Tapi kok ya gak manusiawi terhadap diri sendiri gitu. Kenapa? Karena bermuka dua adalah suatu perbuatan yang menzalimi diri sendiri, dengan menutup rasa perih yang begitu meradang di dada, lalu memasang lengkung senyum di bibir. Walau tentu, di mata dan hati tak berkata sama. Selamat bermain sandiwara, yang pasti aku tidak ikut di dalamnya.

Saturday, April 16, 2005

Sickness

Pernah hening sesaat dikala otot-daging-tulang sekarat?
Apa yang kau rasakan? Masih bisakah kau rasakan?
Aku masih, saat luluh lantak macam ini.
Hilang kemana semua semangat-dominasi-inspirasi?
Letih, letih, letih...ingin memanggil sekarang.
Bukan memotong umur, bukan meminta akhir.
Hanya titik cerah dari semua sulit ini.

Not worth it..

Cuci otak tepat untuk segala jenuh di neuron,
kastroli cocok untuk mual di perut karna kenangan itu,
dan rasa, yah satu-satunya jalan adalah mematikannya.
Ungkit keluar dulu dengan alat yang sesuai,
mungkin pisau bedah dan linggis akan memadai.
Lalu keluarkan saja dia, tinggalkan jauh-jauh,
dan jangan menengok ke belakang.

Kau jauh lebih berharga, teman.
Jadi lupakan saja dia!

Friday, April 15, 2005

Pujian tertinggi dariku

Priaku yang luar biasa,
memang terkadang aku rindu akan megah itu,
ricuh tentang aku yang banyak dilontarkan orang,
sedangkan darimu, sungguh kau sangat hemat pujian.

Tapi aku tahu, dan aku mensyukurinya,
bukan karna benar hubungan linier waktu dan kuantitas,
sungguh aku takkan pernah bosan dengan lafalmu,
apapun itu, kapanpun itu, bagaimanapun itu,
semua indah, karna berasal darimu.

Aku mensyukurinya karna kau,
tidak mematrikan baja pada telinga kanan dan kiri,
kau biarkan bara panas menjalar,
pelan-pelan hingga alirkan kesejukan,
dan cairkan kebekuan hati terdalam.

Aku dengan pujian tertinggi mampu berkata,
priaku tumbuh kembang denganku,
dan aku tak sekedar bahagiakanmu.

Thursday, April 14, 2005

Isolasi

Lucu juga rasanya mengisolasi diri sendiri dari ricuhnya hari. Walau hanya sebentar, tapi tertinggalnya handphone menjadi sangat bermakna. Menghemat pulsa, memercikkan sedikit khawatir dalam mereka, sunyi senyap sesaat, istirahatkan jemari, dan yang pasti tujuan menjadi langsung ke rumah, tanpa persinggahan dadakan! Hm, should try it again next time…

Tuesday, April 12, 2005

Bicara cinta...

Sudah lama tak duduk di depan monitor, dengan jemari yang tengah mengetuk keyboard. Dengan irama tak tik tuk, dengan degup yang bercanda dalam gumaman amarah. Ah, sudah lama, tak terhitung cerita yang belum sempat kutoreh. Padahal tak mungkin kata memberi absen terlalu banyak, toh hati dan fikirku berkorelasi kuat dengannya.

Ada runtutan frase yang sedikit mengusik, bisa jadi itu cerita. Dan mulailah jari menari...
Pria bertemu perempuannya. Pria berkata indah, cantik raga dan hatimu, dan cinta. Perempuan nyaris tak percaya, lalu terima kasih ujarnya. Dan mereka beranjak dari kursi panjang di taman itu, beranjak pergi satu dan satu, mengarah pulang ke selatan dan utara.

Ketika tiba di rumah pria baru menyadari, dia lupa mengenakan kacamatanya. Lalu dia berpikir, apakah indahnya perempuanku hanya dikala senja? Maka matilah aku telah menebar kata-kata cinta, mulutku harimauku! Lalu pria itu beranjak dari duduk, dekati cermin, dan berkata, sungguh ini kacamata kukenakan dan aku ini tampan luar biasa.

Maka saat perempuan menelpon, pria terdiam. Fikir dan ego, lalu tombol reject ditekan. Short message service terabaikan. Pria melarutkan perempuan dalam benak saja, kemudian mengguyurnya pergi karena sebuah asumsi. Pria yang sama, yang bicara cinta saat bertemu.

Thursday, April 07, 2005

Life still beautiful

Lucu juga membaca pesan singkat di handphoneku, sepertinya mereka melihat aku telah bermetamorfosis. Satu diantara beberapa yang menarik akan kukutip, “Mba ti, emang kenapa sih gak pernah jalan bareng lagi? Gak boleh ya sama pacarnya? Udahlah, hidup kan cuma sekali, kok kayaknya beda bgt sm tiara yang dulu know how to have fun and enjoy the life??”

Entah apa tujuannya. Membuatku terpancing? Membuatku marah? Atau teriming-imingi jaman foya-foya dulu? Hei, aku belum lupa kok betapa indahnya malam-malam itu. Tapi sepertinya jalur yang itu sudah habis kutempuh. Sudah puaskah? Kalau boleh jujur ya belum, tapi aku tahu apa taruhannya. Dan maaf ya, kawan..kalau masih boleh ku memanggilmu kawan, terbangun di pagi hari tanpa pusing kepala dan badan lemas tentu lebih menyenangkan. Terutama bila kau punya seseorang yang begitu ‘click’ di sampingmu.

Lets count..

Guru matematika menawarkan penggaris berskala,
guru geografi menyodorkan jangka bermili,
dosen statistik menyorongkan aku tabel angka,
dan pelengkapnya dosen akuntansi meminjami aku kalkulator.

Tapi tidak cukup, masih kurang lengkap,
untuk menghitung derasnya kamu dalam aku!

Sebuah hipotesa

Awal yang pahit biasanya diakhiri dengan menyenangkan, seperti hari ini contohnya. Wow, what a bad day..setelah semalaman tidak bisa tidur, pagi-pagi harus ke dokter di pertamina. Melalui sistem tidak antri dan tes-tes menegangkan itu, akhirnya sampai pada suatu hipotesa. Infeksi kandung kemih. OMG, kapok banget deh…sakitnya bo! Ga nahan =’( tapi ternyata di balik morat-marit itu, ada banyak hal indah. Pacarku ternyata sangat luar biasa sabar…hm, jarang-jarang kan aku sakit, sayang (tapi kok sekalinya parah ya?=p) jadi boleh dong manja dikit?=) cumy juga, thanks a lot ya for today!

Wednesday, April 06, 2005

Story of the day

Sudah hampir seminggu perut bagian bawahku sakit, dan suhu badan bermain yoyo pada 38,5 derajat celcius. Kata penasehat tercanggih yang kupunyai, yang jago refleksi maksudku, katanya nyaris positif usus buntu. Pilihannya ada dua bila benar, yaitu operasi atau suntik. Hm, suntik aja kali ya, masa mau ujian matrikulasi pake santai2 di rumah sakit, even cuma sehari gitu. Hari ini pacarku baik sekali, datang ke rumah membawakan bingkisan semangat 'semoga cepat sembuh' dan cemilan-cemilan yang membuat lapar mata. Thanks ya darl..cumy juga, siap sedia sekali menjadi kaki tangan mengemudikan joe nyaris seharian penuh. Makasih ya..=)

Tuesday, April 05, 2005

Pasangan kontroversial Inggris

Pernah ngebayangin gak gimana kita nanti di umur yang sudah sangat senja? Yah taruhlah nyaris 60 tahun, kira-kira apa lagi yah yang kita inginkan? Tabungan amal diharapkan sudah banyak (dengan bunga deposito yang tak serendah Jepang tentunya=p) dan tinggal leha-leha menikmati hidup. Bisa jadi tidak punya keinginan lain, kecuali cara melepas ruh yang tidak menyakitkan. Lebih bagus lagi kalau bisa tahu pertandanya dari jauh-jauh hari.

Ya, itu terjadi bila kita sudah punya pendamping hidup selama ini. Keluarga yang nyaris sempurna. Anak-anak yang cukup berbakti walau tidak nurut-nurut amat. Tapi kalau belum? Tentu deretan 'wish' kita masih banyak. Jadi kebayang kan bagaimana down-nya orang umur segitu yang menemukan tambatan hati tapi susah banget untuk kawin? Hanya karena dia bukan orang biasa, dan figur sang mendiang istri masih sangat dielu-elukan. Oh, cinta mahal sekali hargamu. Mungkin disamakan dengan kurs yang berlaku disana.

Monday, April 04, 2005

For my Dilindra...

Sampai bertanya-tanya..mimpi apa aku semalam. Atau mungkin 18 Juni dimajukan jadi hari ini. Walau badan sedang gak keruan rasanya, lagi-lagi demam yang tak jelas pertanda apa. Tapi suasana hatiku tetap menang 1-0. Tak pernah berpikir akan bagitu merasuk sukma spt itu, bahkan aku tak berani berharap untuk menjadi bagian darinya. Usaha yang luar biasa, dan tentu berbuntut lebih luar biasa lagi. Thanks honey, you don't know how much it means to me, to put our pic and my name in your public diary.

Saturday, April 02, 2005

Lovely friday

Nice to know you, git..hari ini aku dan andry bertemu dengan Anggit. Tidak begitu melenceng dari dugaan, she's so natural. Maybe that's what i like about her. Sebelumnya aku menjalani rutinitas membosankan dari kuliahku. Oh, mengapa..ternyata jiwaku sungguh bebas, tak dapat dikaitkan pada angka-angka yang nantinya akan menjadikan manusia 'hidup' sebagai deretan bar code. Jadi jujur aku tidak tahu apakah aku akan terus menjalaninya...

Di tengah pelajaran makroeconomics aku menulis ini,
"Pria itu mati. Setelah beberapa menit ia tusukkan linggis pada sendi yang tersembunyi di balik kulit. Tidak ada daging yang menggumpal, dan darah tentu tak henti mengucur. Pria itu mati karena ngeri, terhadap inginnya sendiri. Betapa gundahnya ia saat menyadari, bahwa perih dan nyeri itu nikmat. Tapi ia hanya dapat sedikit menyesapnya, sebelum ia pada akhinya mati. Ya, pria itu mati, karena ngerinya sendiri terhadap kenikmatan itu, bukan karena habis darah."

"Kau mencolok mataku dengan benda tajam, membuatku buta dan berdarah karna cinta"

Tidak berawal pun tidak berujung. Mungkin ini yang dicela Hemingway, tapi sungguh menurutku semua yang diceritakan ulang kepada orang lain, tidak perlu baut dan rangka yang jelas dalam setiap lembar cerita. Biarkan saja semua mengalir begitu deras dalam ketidakpastian dan tentu dalam kealamian.